Menimbang Kelebihan dan Kekurangan Pemilu Terbuka dan Tertutup pada 2024


Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu momen penting dalam kehidupan demokrasi sebuah negara. Pemilu adalah cara untuk menentukan siapa yang akan memimpin negara dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Namun, terdapat dua jenis pemilu yang sering diperdebatkan, yaitu pemilu terbuka dan pemilu tertutup.

Pemilu terbuka adalah pemilihan umum di mana setiap warga negara dapat melihat dan mengetahui proses pemungutan suara secara langsung. Pada pemilu terbuka, proses pemungutan suara dilakukan secara transparan dan dapat dipantau oleh siapa saja. Menurut Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Kamis, pemilu terbuka dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap hasil pemilihan, karena prosesnya terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.

Namun, di sisi lain, pemilu terbuka juga memiliki kelemahan. Salah satunya adalah potensi terjadinya money politics atau politik uang yang dapat mempengaruhi hasil pemilihan. Menurut hasil penelitian dari Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO), pemilu terbuka rentan terhadap praktik politik uang yang dapat merugikan proses demokrasi.

Di lain pihak, pemilu tertutup adalah pemilihan umum di mana proses pemungutan suara dilakukan secara tertutup dan hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang. Menurut Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Budi Purnomo, pemilu tertutup memiliki kelebihan dalam menjaga kerahasiaan suara pemilih dan mencegah terjadinya intervensi dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Namun, pemilu tertutup juga memiliki kekurangan, yaitu kurangnya transparansi dalam proses pemilihan. Banyak pihak yang berpendapat bahwa pemilu tertutup dapat menimbulkan kecurigaan terhadap hasil pemilihan. Menurut Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini, pemilu tertutup rentan terhadap manipulasi dan penggelembungan suara.

Sebagai negara demokratis, Indonesia harus mempertimbangkan baik kelebihan maupun kekurangan dari kedua jenis pemilu ini dalam menggelar Pemilu 2024. Penting bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk menimbang dengan cermat agar proses pemilihan berjalan dengan adil dan transparan. Sebagaimana dikatakan oleh Direktur Eksekutif PUSaKO, Titi Anggraini, “Penting bagi kita untuk memilih sistem pemilu yang dapat meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia.”