Politik identitas di Indonesia menjadi topik yang semakin hangat dalam beberapa tahun terakhir. Peran partai politik dan kelompok kepentingan menjadi kunci dalam dinamika politik identitas di tanah air.
Partai politik memiliki peran penting dalam mengelola politik identitas di Indonesia. Mereka sering kali menggunakan isu identitas untuk mendulang dukungan politik. Sebagai contoh, Partai Demokrat dan Partai Gerindra sering kali menggunakan narasi keagamaan untuk menarik massa.
Menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, “Partai politik sering kali menjadi pemain utama dalam politik identitas di Indonesia. Mereka memanfaatkan isu identitas untuk memperoleh keuntungan politik.”
Namun, tidak hanya partai politik yang memiliki peran dalam politik identitas. Kelompok kepentingan juga turut berperan dalam membentuk politik identitas di Indonesia. Mereka sering kali menjadi agen perubahan dalam masyarakat.
Menurut peneliti senior di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, “Kelompok kepentingan memainkan peran penting dalam membentuk politik identitas di Indonesia. Mereka sering kali menjadi penggerak dalam memperjuangkan hak-hak identitas.”
Namun, peran partai politik dan kelompok kepentingan dalam politik identitas juga menimbulkan kontroversi. Beberapa ahli mengkhawatirkan bahwa politik identitas dapat memecah belah persatuan bangsa.
Menurut peneliti senior di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, “Politik identitas dapat menjadi bumerang bagi keutuhan bangsa. Jika tidak dikelola dengan bijak, politik identitas dapat memicu konflik di masyarakat.”
Dengan demikian, peran partai politik dan kelompok kepentingan dalam politik identitas di Indonesia perlu diawasi dengan ketat. Keseimbangan antara kepentingan politik dan keutuhan bangsa harus dijaga dengan baik agar politik identitas dapat menjadi sarana untuk memperkuat persatuan, bukan sebaliknya.